Minggu, 15 Juni 2008

Lysenko vs Mendel

LYSENKO VS MENDEL
Trofim Denisovich Lysenko
Trofim Denisovich Lysenko (Rusia:Трофи́м Дени́сович Лысе́нко)(29 November 1898-20 November 1976) adalah seorang ahli biologi ternama di Uni Soviet dan merupakan direktur ilmu biologi Soviet pada era Stalin. Lysenko menolak teori genetika Mendel untuk menghargai Ivan Michurin, seorang hortikulturis-darwinis dan menggabungkannya menjadi sebuah pergerakan politik ilmu pengetahuan yang dikenal dengan ajaran Lysenkoisme. Teorinya ini di praktekkan di seluruh ladang di Uni Soviet yang mengakibatkan kegagalan panen di ladang-ladang gandum Uni Soviet pada tahun 1930-an. Pada tahun 1940, Lysenko menjadi direktur Institut Genetika dibawah Akademi Pengetahuan Uni Soviet, dan teori Lysenko dilindungi oleh pemerintahan Stalin dan diajarkan di sekolah-sekolah pertanian.
Walaupun Lysenko bertahan di Institut Genetika sampai 1965, tapi teori anti-Mendelnya tidak diakui lagi. Selain karena program de-Stalinisasi, teorinya juga ditolak karena bertentangan dengan teori agrikultur modern.
Lysenko, anak dari Denis dan Oksana Lysenko, dilahirkan dari keluarga seorang petani di Ukraina dan belajar di Institut Pertanian Kiev. Tahun 1927, ia bekerja di laboratorium pemantau pertanian di Azerbaijan. Dia mulai terkenal ketika koran Pravda memuat hasil penelitiannya tentang metode panen tanpa menggunakan bahan mineral seperti pupuk. Dia yakin, bahwa panen bisa diusahakan dengan memakai biji-bijian tanaman pada musim dingin untuk dipakai kembali pada musim berikutnya. Tahun berikutnya, percobaan ini terbukti gagal.
Beberapa media Uni Soviet membicarakan percobaan lanjutan Lysenko dalam masalah pertanian. Dari tahun 1927-1964, percobaan teori Lysenko dengan ajaibnya berhasil, dan laporan-laporan tentang kegagalan percobaannya segera ditutupi dengan keberhasilan yang ajaib itu. Selain itu, Lysenko mengagumi dan dibanggakan dengan gambar "Manusia Besar"-yaitu simbolisasi petani jenius Soviet - Lysenko.
Pada akhir 1920-an, Lysenko mulai didukung oleh beberapa pemimpin Soviet seperti Joseph Stalin. Dukungan ini berakibat pada penggunaan wajib teori Lysenko pada bidang pertanian di Uni Soviet, karena teorinya ini dilindungi oleh Partai Komunis Uni Soviet.
Lysenko juga menghabiskan banyak waktu untuk menolak hal-hal yang sebenarnya benar menurut ilmu pengetahuan. Contohnya, ia mengatakan bahwa percobaan tidaklah harus disebuah laboratorium yang terisolasi. Teori Lysenko segera mendpat acungan jempol dan dipuji-puji oleh Stalin dalam setiap pidatonya.
Stalin adalah pendukung setia teori Lysenko. Terbukti ketika seorang ahli biologi molekular Soviet, Nikolai Vavilov, menyatakan dengan jelas bahwa ia menentang teori ini. Stalin tidak diam begitu saja, dan mengirimkan agen NKVD untuk menculik Vavilov dari rumahnya. Vavilov dikenai hukuman karena dicurigai ingin menghancurkan pertanian Soviet. Akhirnya, Vavilov dikirim ke kamp kerja paksa di Saratov dan meninggal disana.
Setelah era Stalin, Lysenko langsung mendapat promosi dari Khrushchev untuk tetap di jabatannya. Pada masa ini, pemerintah Soviet melonggar seiring dengan proyek de-Stalinisasi. Mulai muncul banyak kritik dari ilmuwan-ilmuwan Soviet, seperti Yakov Borisovich Zel'dovich, Vitaly Ginzburg, and Pyotr Kapitsa. Mereka menyatakan bahwa teori Lysenko adalah ilmu pengetahuan yang salah.
Bahkan, peraih Nobel Biologi, Andrei Sakharov berkata seperti ini di depan Sidang Umum Akademi Sains Uni Soviet :
Dia (Lysenko) bertanggung jawab atas hasil yang memalukan dalam ilmu biologi Soviet dan juga genetika, dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang salah, penyalahan pembelajaran dan kematian ilmuwan Soviet yang pintar
Lysenko mati pada tahun 1976.
Diperoleh dari <http://id.pandapedia.com/Trofim Lysenko>14/4/2008


Gregor Mendel
Ilmu prinsip dasar keturunan layak berterima kasih kepada penemunya, Gregor Mendel, pendeta Austria tak terkenal, ilmuwan amatir yang obyek penyelidikan briliannya semula tidak diacuhkan oleh dunia ilmu.
Mendel dilahirkan tahun 1822 di kota Heinzendorf di daerah daulat kerajaan Austria yang kini masuk bagian wilayah Cekosiowakia. Tahun 1843 dia masuk biara Augustinian, di kota Brunn, Austria (kini bernama Brno, Ceko). Dia menjadi pendeta tahun 1847. Tahun 1850 dia ikut ujian peroleh ijasah guru, tetapi gagal dan dapat angka terburuk dalam biologi! Meski begitu, kepada pendeta di biaranya mengirim Mendel ke Universitas Wina, dari tahun 1851-1853 dia belajar matematika dan ilmu pengetahuan lainnya. Mendel tak pernah berhasil mengantongi ijasah guru resmi, tetapi dari tahun 1854-1868 dia menjadi guru cadangan ilmu alam di sekolah modern kota Brunn.
Sementara itu, mulai tahun 1856 dia memperlihatkan pengalaman-pengalamannya yang masyhur di bidang pembiakan tumbuh-tumbuhan. Menjelang tahun 1865 dia sudah menemukan hukum keturunannya yang kesohor dan mempersembahkan kertas kerjanya di depan perkumpulan peminat sejarah alam kota Brunn. Tahun 1866 hasil penyelidikannya diterbitkan oleh majalah Transactions milik perkumpulan itu di bawah judul "Experiments with Plant Hybrids." Kertas kerja keduanya diterbitkan oleh majalah itu juga tiga tahun kemudian. Kendati majalah itu bukanlah majalah besar, tetapi banyak terdapat di pelbagai perpustakaan besar. Di samping itu Mendel mengirim satu salinan kepada Karl Nageli, seorang tokoh disegani di bidang ilmu keturunan. Nageli membaca salinan itu dan kirim balasan kepada Mendel tetapi dia tidak paham apa yang teramat penting dalam salinan kertas kerja Mendel itu. Sesudah itu umumnya kertas kerja Mendel diabaikan dan nyaris dilupakan orang hampir tiga puluh tahun lamanya.
Tahun 1866 Mendel naik pangkat ditunjuk jadi pendeta kepala di biaranya. Kesibukan administrasi rutin membuatnya kehabisan tempo melanjutkan penyelidikannya dalam bidang tanam-tanaman. Ketika dia meninggal tahun 1884 dalam usia enam puluh satu, penyelidikan briliannya nyaris dilupakan orang dan dia tak peroleh pengakuan apa pun untuk penyelidikan itu.
Jerih payah Mendel baru diketemukan kembali tahun 1900 oleh tiga ilmuwan dari tiga bangsa yang berbeda-beda: Hugo de Vries dari Negeri Belanda, Carl Correns dari Jerman dan Erich von Tschermak dari Austria. Mereka bekerja secara terpisah tatkala menemukan artikel Mendel. Masing-masing mereka sudah punya pengalaman sendiri di bidang botani. Masing-masing secara tersendiri menemukan hukum Mendel. Dan masing-masing (sebelum menerbitkan buku) secara seksama mempelajari hasil kerja Mendel dan masing-masing pula menjelaskan bahwa penyelidikannya memperkuat pendapat Mendel. Satu kebetulan segitiga yang aneh! Lebih dari itu, di tahun itu juga, William Bateson, ilmuwan berkebangsaan Inggris, menemukan pula kertas kerja Mendel yang asli dan segera mengedepankan kepada kalangan dunia ilmu. Di penghujung tahun itu Mendel dapat sambutan meriah dan penghargaan atas begitu hebat karya-karya yang dilakukannya selama masa hidupnya.
Bukti-bukti apakah perihal keturunan yang sudah ditemui Mendel? Pertama, Mendel mengetahui bahwa pada semua organisme hidup terdapat "unit dasar" yang kini disebut gene yang secara khusus diturunkan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan yang diselidiki Mendel, tiap ciri pribadi, misalnya warna benih, bentuk daun, ditentukan oleh pasangan gene. Suatu tumbuhan mewariskan satu gene tiap pasang dari tiap "induk"-nya. Mendel menemukan, apabila dua gene mewariskan satu kualitas tertentu yang berbeda (misalnya, satu gene untuk benih hijau dan lain gene untuk benih kuning) akan menunjukkan dengan sendirinya dalam tumbuhan tertentu itu. Tetapi, gene yang berciri lemah tidaklah terhancurkan dan mungkin diteruskan kepada tumbuhan keturunannya. Mendel menyadari, tiap kegiatan sel atau gamete (serupa dengan sperma atau telur pada manusia) berisi cuma satu gene untuk satu pasang. Dia juga menegaskan, adalah sepenuhnya suatu kebetulan bilamana gene dari satu pasang terjadi pada satu gamete dan diteruskan kepada keturunan tertentu.
Hukum Mendel, meski sudah dilakukan perubahan kecil, tetap merupakan titik tolak dari ilmu genetika modern. Bagaimana Mendel selaku seorang amatir mampu menemukan prinsip yang begitu penting yang menyisihkan begitu banyak biolog profesional yang masyhur yang ada sebelumnya? Untungnya, dia memilih untuk bidang penyelidikannya jenis tumbuhan yang ciri-ciri khasnya ditentukan oleh seperangkat gene. Kalau saja ciri-ciri pokok yang diselidikinya masing-masing sudah ditentukan oleh pelbagai perangkat gene, penyelidikannya akan menghadapi kesulitan yang luar biasa. Tetapi, keberuntungan ini tidak akan menolong Mendel kalau saja dia tidak punya sifat kecermatan yang dahsyat dan kesabaran seorang pencoba, dan juga tidak akan menolongnya apabila dia tidak menyadari bahwa perlu membuat analisa statistik dari pengamatannya. Karena faktor contoh-contoh di atas, umumnya mungkin tidak bisa diduga jenis kualitas mana sesuatu keturunan akan mewariskan. Hanya lewat sejumlah besar percobaan (Mendel sudah mencatat hasil lebili dari 21.000 tumbuh-tumbuhan!), dan lewat analisa hasil-hasilnya, Mendel dapat menarik kesimpulan terhadap hukum-hukumnya.
Jelaslah, hukum keturunan merupakan penambah penting buat pengetahuan manusia, dan pengetahuan kita tentang genetika mungkin akan lebih dapat dipraktekkan di masa depan daripada sebelumnya. Ada pula faktor yang tak boleh diabaikan kalau kita memutuskan dimana Mendel mesti ditempatkan dalam urutan daftar buku ini. Karena penemuannya diremehkan di saat hidupnya, dan kesimpulan-kesimpulannya diketemukan oleh ilmuwan yang datang belakangan, penyelidikan Mendel dianggap tidak berdiri sendiri. Apabila alasan ini dipaksakan, orang bisa berkesimpulan bahwa Mendel mungkin bisa tersisihkan sepenuhnya dari daftar, seperti halnya Leif Ericson, Aristarchus, Ignaz Semmelweiss telah disisihkan guna memberikan tempat buat Colombus, Copernicus dan Joseph Lister.
Tetapi, ada beda antara kasus Mendel dengan lainnya. Pekerjaan Mendel terlupakan hanya sebentar, dan begitu diketemukan kembali, segera melangit. Lebih jauh dari itu, de Vries, Correns, dan Tschermak, meskipun mereka menemukan kembali prinsip-prinsipnya secara independen, toh dia baca karya Mendel dan mengutip hasil-hasilnya. Akhirnya, orang tidak bisa bilang karya Mendel tak berpengaruh kendati de Vries, Correns dan Tschermak tak pernah hidup di dunia. Artikel-artikel Mendel sudah tersebar luas riwayat-riwayatnya (oleh W.O. Focke) sekitar masalah keturunan. Tulisan itu cepat atau lambat sudah dapat dipastikan akan diketemukan juga oleh mahasiswa-mahasiswa yang serius di bidang itu. Juga layak dicatat, tak satu pun dari ketiga ilmuwan itu yang menuntut bahwa merekalah penemu ilmu genetika. Juga, secara umum dunia ilmu sudah menyebutnya sebagai "Hukum Mendel."
Penemuan Mendel kelihatannya bisa dibandingkan dengan penemuan Harvey, baik dari segi orisinalnya maupun arti pentingnya tentang peredaran darah, dan dia sudah ditempatkan pada urutan yang sewajarnya.
Sumber : http://media.isnet.org/iptek/100/Mendel.html

Tidak ada komentar: